Metode Pendidikan Islam

*Meneropong Sistem Pendidikan dalam Islam*

by Keluarga Budaya

ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ
… Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…
(QS. Al Maidah : 3)

Islam, ialah agama sempurna yang telah diridhai Allah SWT sebagai satu-satunya agama tauhid di muka bumi ini. Ia hadir sebagai penuntas problematika hidup manusia. Maka tak mengherankan bila Islam memiliki seperangkat aturan yang khas tentang segala aspek kehidupan manusia. Bukan hanya perihal ibadah mahdhah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dsb; tetapi juga aturan mengenai aktivitas muamalah, misal ekonomi, sosial, politik, pemerintahan, hubungan luar negeri, pendidikan, dll. Aturan atau sistem tersebut tentu saja terpancar dari sumber-sumber hukum syara’, yakni Al Qur’an, Sunnah, Ijma’ sahabat dan Qiyas. Sejarah mencatat bahwa kaum muslimin pernah menerapakan sistem kehidupan Islam ini selama 13 abad lamanya dalam sebuah institusi negara.

*Pendidikan dalam Islam*

Salah satu pokok bahasan yang menarik untuk dikulik adalah sistem pendidikan dalam Islam. Mengapa? Karena dalam perjalanan sejarah kaum muslimin, tak sedikit ilmuwan/intelektual muslim/muslimah yang berhasil menggoncang dunia dengan karya-karyanya yang kontributif, solutif dan revolutif. Bukan hanya kekuatan iman dan pengetahuan agama yang mumpuni, tetapi juga hampir semua bidang ilmu dikuasai oleh dunia Islam kala itu. Mulai dari dunia kedokteran, teknik, arsitektur, teknologi, hingga sastra tak lepas dari sumbangsih pemikiran kaum muslimin. Dunia mengenal nama-nama seperti Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu al-Haitsami (Al Hazen), Abu Qasim al-Zahrawi (Albucasis), Maryam Al-Asturlabi, Abbas Ibnu Firnas, dan masih banyak lagi sebagai kaum intelektual yang lahir dari didikan sistem Islam. Sungguh tiada kuasa selain kuasa Allah, pun tiada sistem hidup yang lebih baik dari sistem hidup yang diciptakan oleh Sang Maha Hidup, Allah SWT.

Sebagaimana yang Rasulullah SAW sabdakan,
ﻃَﻠَﺐُ ﺍْﻟﻌِﻠْﻢِ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔٌ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ
“ Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Baihaqi)

Maka, Islam memandang pendidikan sebagai salah satu hak mendasar manusia, seperti halnya hak pangan, sandang, perumahan, dan kesehatan. Tak ayal, pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam masyarakat yang diterapkan Islam secara kesuluruhan. Bukan hanya berorientasi untuk meningkatkan nilai diri pada individu sehingga seorang individu lebih bernilai dalam hal materi dan derajat sosial, tetapi lebih dari itu. Menutut ilmu, dalam perspektif Islam, sangat berkaitan erat dengan ketaatan individu kepada Allah SWT. Karena bagaimanapun, menuntut ilmu hukumnya wajib dalam Islam. Maka orientasi pendidikan tidak lain sebagai ibadah seorang hamba kepada Rabnya. Kontribusi para intelektual muslim pun berorientasi pada ibadah dan kemaslahatan ummat, bukan sekadar memuaskan hasrat intelektual atau mencari materi.

Disebabkan pendidikan merupakan hak sekaligus kewajiban setiap manusia, maka institusi negara –yang diterapkan Islam secara totalitas pun wajib merealisasikan kewajiban ini. Inilah yang dilakukan oleh negara Islam dahulu, sehingga dunia Islam mampu memberikan kontribusi besar bagi dunia keilmuan di dunia. Seorang tokoh barat, Robert Briffault, dalam bukunya Making of Humanity menyatakan, “Ilmu pengetahuan adalah kontribusi paling berharga dari peradaban Islam kepada dunia modern. Hutang budi kita kepada ilmu pengetahuan orang-orang Arab bukan hanya karena berbagai penemuan dan teori revolusioner yang mencengangkan. Namun, sesungguhnya ilmu pengetahuanlah yang berhutang pada Peradaban Islam”. Pertanyaannya, bagaimana kunci keberhasilan Islam membangun pendidikan pencetak intelektual musim yang karyanya menggoncang dunia?

*Konsep Pendidikan Islam*

Tujuan pendidikan Islam yang diselenggarakan negara pengemban sistem Islam adalah untuk membentuk kepribadian islami ( syakhshiyah islamiyah ) setiap Muslim serta membekali dirinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan.

Secara struktural, kurikulum pendidikan dalam Islam dijabarkan ke dalam tiga komponen materi pokok:
(1) pembentukan kepribadian Islam
(2) penguasaan tsaqafah Islam
(3) dan penguasaan ilmu kehidupan (iptek, keahlian dan keterampilan).

Kurikulum ini diikuti dengan berbagai kebijakan negara yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Salah satu kebijakan penting dalam hal ini adalah terkait biaya pendidikan yang murah bahkan gratis, baik bagi Muslim maupun non-Muslim agar mereka bisa menjalankan kewajibannya atau memenuhi kebutuhan primer mereka, yaitu pendidikan.

Syariah Islam dalam masalah pendidikan ini tentu tidak dapat dipisahkan dari syariah Islam secara keseluruhan, khususnya dalam masalah pengelolaan sumber daya alam. Dalam pandangan syariah, air (kekayaan sungai, laut), padang rumput (hutan), migas dan barang tambang yang jumlahnya sangat banyak merupakan milik umum atau rakyat. Pemimpin bertugas untuk mengkoordinasi pengeloaan sumber daya alam ini dan mendistribusikannya kepada rakyat untuk pembiayaan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda,

“Pemimpin adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Peran negara sangat kuat (seperti yang telah dipaparkan sebelumnya) dalam menyediakan stimulus-stimulus positif dalam perkembangan ilmu. Negara yang baik tidak akan menyelenggarakan pendidikan secara diskriminatif. Pendidikan bebas bea yang bermutu akan disediakan untuk seluruh warga negara tanpa membedakan agama, mahzab, ras, suku bangsa maupun jenis kelamin. Tidak ada dalam kamus sejarah Islam bahwa pemerintahan mencari keuntungan atau menarik bayaran dari rakyat dalam menyelenggarakan pendidikan. Karena paradigma negara menempatkan pendidikan sebagai kebutuhan primer rakyat yang wajib di penuhi. Hal ini kemudian menjadi ruh dalam politik ekonomi Islam yakni jaminan terpenuhinya pemuasan kebutuhan primer baik secara individu yaitu sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan primer bagi rakyat secara keseluruhan yaitu keamanan, pengobatan dan pendidikan. Politik dalam negeri Islam akan menjamin tercegahnya pendidikan sebagai bisnis atau komoditas ekonomi. Apalagi sampai menarik bayaran atau tarif tertentu kepada rakyat yang kemudian memunculkan diskriminasi.

*Metode Pendidikan Islam*

Pendidikan dalam Islam terkondisikan oleh berbagai pihak. Pihak pertama dan utama adalah pendidikan dari keluarga. Dalam ranah keluarga, sosok ‘ibu’ diharapkan berperan aktif mendidik anak-anaknya dengan memberikan pemahaman akidah Islam yang kokoh sebagai pijakan awal anak untuk mengenal dunia. Itu mengapa, dalam Islam seorang perempuan tidak dijatuhi beban kewajiban untuk mencari nafkah, karena kewajiban mencari nafkah hanya dibebankan kepada kaum laki-laki. Kewajiban perempuan adalah mengurus dan mengatur rumah tangga, sedangkan hukum bekerja bagi perempuan adalah mubah (boleh). Otomatis, demi menunjang seorang ibu untuk sukses menjalankan tugasnya ini maka wajib hukumnya seorang ibu untuk menuntut dan memperdalam ilmu agama dan
parenting. Peran seorang ayah pun tak boleh luput dalam pendidikan dasar seorang anak. Artinya, kedua orang tua dalam sebuah keluarga wajib untuk memberikan pendidikan dan teladan yang Islami untuk anak-anaknya.

Pihak kedua yakni sekolah. Sekolah bukan hanya berperan sebagai lembaga transfer ilmu. Tetapi juga transfer karakter. Maka, setiap guru tidak diperbolehkan hanya memberikan input ilmu pengetahuan, melainkan teladan yang mencerminkan kepribadian Islam.
Pihak selanjutnya yakni masyarakat yang senantiasa memberikan kontrol terhadap diri individu. Dalam masyarakat yang diterapkan Islam secara kaffah di dalamnya, konsep amar ma’ruf nahiy munkar sangat ditekankan. Hal ini didasarkan salah satunya pada ayat berikut.
ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺧَﻴْﺮَ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺃُﺧْﺮِﺟَﺖْ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﺗَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻟَﻮْ ﺁﻣَﻦَ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻟَﻬُﻢْ ﻣِﻨْﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﻭَﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻘُﻮﻥَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..” (QS. Ali Imran : 110)
Dari pembahasan di atas dapat diambil benang merah bahwa aspek pendidikan dalam Islam sangat diperhatikan dan prakteknya tidak bisa dilepaskan dari penerapan Islam di aspek kehidupan lain seperti ekonomi, politik, pemerintahan, dll.
So, tertarik dengan sistem pendidikan Islam?
Waallhu’alam bishowab

ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟِﻤُﺆْﻣِﻦٍ ﻭَﻟَﺎ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٍ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﻀَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺃَﻣْﺮًﺍ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺨِﻴَﺮَﺓُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِﻫِﻢْ ۗ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻌْﺺِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﺿَﻞَّ ﺿَﻠَﺎﻟًﺎ ﻣُﺒِﻴﻨًﺎ
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab : 36)

Dishare by KMIB.FIB.UGM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Wiremesh murah hubungi Afandi - 081233336118. - Ada juga besi beton murah.

Jasa Pembuatan Pagar, Kanopi (+Renovasi)
WA ke 081233336118